Blogroll

16/04/11

Sejarah kehidupan lebah

BAB I: SEJARAH KEHIDUPAN LEBAH MADU
OLEH: BENY ULEANDER


A. Kehidupan Lebah Madu
Lebah dalam bahasa Latin disebut Apis, --sejenis serangga penghasil madu. Terkait dengan rantai kehidupan di alam, lebah membantu proses penyerbukan alami bagi tumbuhan-tumbuhan. Manusia bisa melihat berjuta jenis tanaman di alam, beragam bunga yang indah dan pepohonan, serta menikmati aneka buah-buahan. Peristiwa alami yang berlangsung dari masa ke masa itu terjadi berkat kerja koloni lebah.

1. Koloni Lebah Dan Distribusi Tugas
Lebah madu merupakan insekta sosial hidup dalam suatu keluarga besar yang disebut koloni lebah dengan sifat polimorfisme, --setiap anggota koloni miliki keunikan anatomis, fisiologis dan fungsi biologis yang antar golongan sangat berbeda (Lebah Madu, Cara Beternak & Pemanfaatan, 2003). Jumlah populasi koloni tergantung kualitas dan potensi lebah ratu. Kemampuan bertelur ratu tergantung dari strain, queen rearing procedure (pemeliharaan) dan breeding program (pembudidayaan). Koloni madu terdiri atas tiga kasta; seekor lebah ratu, sekitar 200-300 lebah jantan, dan 10.000-100.000 lebah pekerja.
Lebah Ratu (Queen)
Lebah ratu hanya seekor dalam sarang tanpa raja. Jika ada dua ratu, keduanya berkelahi memperebutkan kedudukan, namun tetap memiliki watak yang halus, sabar dan mencintai rakyatnya. Ratu mempunyai sengat sebagai ovipositor,-- senjata pengunusir ratu lain di dalam sebuah sarang. Lebah ratu bisa menyengat berkali-kali tanpa ada kerusakan tubuh atau binasa. Lebah ratu kebal terhadap segala penyakit karena konsumsi royal jelly setiap hari.
Warna lebah ratu biasanya merah tua dan dua kali lipat lebih panjang dan 2,8 kali berat dari lebah pekerja dengan masa hidup 3-7 tahun dan masa produksi hanya 2 tahun. Ovarium lebah ratu berkembang cukup sempurna sehingga mampu bertelur 1.500 sampai 2.000 butir telur sehari. Untuk menampung ovarium, perut lebah ratu membesar. Musim kawin lebah madu terjadi pada bulan Mei, Juni dan Juli setiap tahun.
Uniknya, selama hidup, lebah ratu hanya kawin sekali yaitu saat memasuki masa dewasa atau lebah ratu memasuki usia 23 hari dan memilih salah satu di antara ratusan ekor lebah jantan yang paling kuat untuk mengawini lewat sayembara terbang. Lebah jantan pemenang yang terbang menyusul dirinya berhak mengawini. Perkawinan berlangsung kala terbang di udara terbuka. Seusai kawin, keduanya jatuh ke tanah. Lebah jantan mati karena kantong sperma terpisah dan tertinggal dalam kantong sperma ratu (spermatheca) sebagai tempat penyimpan sperma lebah jantan hasil perkawinan.
Jika spermatheca belum banyak memiliki spermatozoa, maka kelangsungan perkawinan lebah ratu melibatkan 30 ekor lebah jantan. Lebah ratu kembali ke sarang dan mulai bertelur 2-3 hari pasca perkawinan, serta berhenti bertelur sampai habis simpanan sperma yang tersedia. Tugas utama lebah ratu, justru bertelur terus-menerus agar bisa terjadi regenerasi keturunan, dengan lahirnya lebah-lebah baru. Telur lebah ratu akan menjadi lebah pekerja, lebah jantan dan calon lebah ratu
LebahJantan(Drone)
Meski tidak bekerja, lebah jantan bertugas mengawini ratu perawan atau calon lebah ratu (virgin queen) dengan lama hidup sekitar tiga bulan. Mata dan sayapnya lebih besar dari lebah pekerja. Warna kehitaman dengan dengungan suara agak keras. Kakinya tidak berkeranjang pollen untuk menyimpan tepung sari bunga, dan tidak berselang pipa penghisap madu di bibir, tidak berkelenjar malam (wax glands), ekor tidak bersengat serta bersifat tenang.
Tugas utama lebah jantan justru menjaga sarang dan membersihkan sarang dari kotoran. Kadang-kadang terbang sebentar kala cuaca cerah. Untuk makan, lebah jantan lazim disuapi lebah pekerja. Sayangnya, saat musim paceklik tiba, sebagian lebah jantan dibinasakan dan dikeluarkan oleh lebah-lebah pekerja dari sarang

Lebah Pekerja (Worker Bees)
Ukuran tubuh lebah pekerja lebih kecil daripada lebah ratu dan lebah jantan. Bentuk tubuh lebih ramping, warna hitam kecoklatan, ekor bersengat lurus dan berduri. Sebenarnya lebah pekerja adalah lebah betina yang organ reproduksi tidak berkembang sempurna.
Lebah pekerja siap menyerang apapun yang coba mengganggu atau berusaha memasuki sarangnya, namun tidak pernah menyerang lebah ratu. Sengatan lebah pekerja hanya bisa digunakan sekali selama hidupnya, dan sesudah itu, langsung mati. Meski begitu, lebih jenis ini tidak tersesat karena memiliki indera yang tajam terhadap rumah (sarang), pun tajam mengenal kualitas makanan.
Di dalam sarang, setiap lebah pekerja melakukan tugas tertentu sesuai umur. Misalnya membuat sarang, membersihkan sarang, mengisi madu, memberi makan larva, mengangkut pollen dan menjaga sarang. Pembagian tugas dan organisasi lebah madu sangat teratur, tertib dan disiplin atas kesadaran diri. Semua tugas di dalam sarang, sepenuhnya diatur lebah rumah tangga, sedangkan tugas di luar sarang jadi tanggung jawab lebah lapangan. Dan tradisi tersebut tidak pernah terhenti selama hidup secara berkoloni.
Setelah lahir, lebah pekerja menjadi lebah rumah tangga dengan tugas pokok membersihkan bilik-bilik kosong agar bisa kembali digunakan kemudian jadi lebah pekerja yang bertugas menjaga dan memberi pakan larva. Tugas berikutnya, membangun bilik baru dan memperbaiki bilik yang lama. Setelah itu, lebah pekerja baru mulai menyimpan nektar dan serbuk sari yang dibawa sesama temannya. Saat itulah, mulai menyandang profesi sebagai lebah pengolah madu dengan tugas pokok memroses nektar jadi madu, memeram madu dan mencampur madu dengan tepung sari.
Tugas lain yang diemban secara bersama-sama dalam sebuah kekuatan komunitas adalah berfungsi sebagai lebah penjaga sarang. Lebah pencari pakan merupakan lebah pekerja yang tertua dan tergesit dengan mengemban tugas mengumpulkan dan mencari serbuk sari dan nektar. Di lapangan, lebah pekerja sering melakukan aktivitas pada saat suhu berada pada 150C-400C. Ketika suhu di atas 320C banyak lebah pencari pakan bergeser tugas ke pengumpulan air untuk menyejukkan sarang. Jumlah lebah pekerja dalam satu koloni mencapai 30.000 - 40.000 ekor dengan usia hanya 35 hari.

TABEL DISTRIBUSI TUGAS LEBAH

Umur(Hari)                         Tugas
3                             Membersihkan sarang


4-9                             Merawat larva


10-16                     Membangun sel sarang


17-19                     Menerima nectar dan tepung sari dari lebah pekerja
                             Menjaga sarang dari musuh-musuhnya


20                         Menjadi lebah lapangan untuk mencari nectar, pollen dan air
21                          Mati


Sumber: Lebah Madu, Cara Beternak & Pemanfaatan (Pusat Perlebahan Apiari Pramuka, 2003).

Kecepatan terbang lebah pekerja mencapai 65 km per jam, dan bisa menempuh jarak 46 km non stop. Bila sedang membawa nektar, kecepatannya tinggal 30 km per jam dengan kecepatan getaran sayap sebanyak 250 kali per detik. Gerakan sayap tersebut diatur oleh otot-otot dada. Jika otot menjulur ke bawah, sayap membentang ke atas, dan jika otot ditarik ke bawah, sayap menurun.
Untuk membuat 100 gram madu, lebah harus mendatangi sekitar satu juta tangkai bunga. Untuk mengumpulkan 1 kg madu, seekor lebah harus mengadakan perjalanan 90.000-180.000 kali dan mengunjungi banyak bunga sebelum pulang ke sarang. Jika setiap perjalanan menempuh jarak 3 km pulang pergi, seekor lebah harus menempuh jarak 3 x (90.000-180.000) km, atau minimal terbang sejauh tujuh kali keliling bumi. Nektar diangkut dalam kantung tepung yang ada di kaki. Dalam sarang, nektar diolah jadi madu, lilin dan royal jelly yang siap jadi makanan utama lebah ratu.

2. Pembentukan Koloni Dan Sarang
Ratu menghasilkan feromon, --senyawa kimia pemersatu koloni dalam satu kesatuan terorganisasir (Lebah Madu, Cara Beternak & Pemanfaatan, 2003). Pembentukan koloni lebah diawali dengan pertempuran sengit antara ratu dengan calon ratu. Jika ada calon ratu baru, larva dimatikan oleh ratu. Jika ada yang sempat lahir, ratu yang lama bertarung dengan ratu baru hingga salah satunya mati atau ratu yang kalah meninggalkan sarang diikuti sebagian lebah pekerja yang setia. Biasanya ratu yang eksodus justru ratu tua, dan kemudian membentuk koloni baru. Ratu tua yang tidak produktif dimatikan oleh lebah pekerja dan diangkat ratu baru.
Alasan perpindahan sebuah koloni lebah untuk mencari sumber pakan baru karena di tempat lama sumber pakan dan air berkurang, sarang terlalu panas, kena gangguan penyakit atau ada pengganggu (pemangsa) yang terus-menerus.
Sarang lebah tersusun dari jajaran heksagonal yang merupakan tempat bertelur, tempat menyimpan madu dan tempat pengumpulan tepung sari bunga. Bentuk ini memiliki keunggulan dibanding bentuk bulat atau persegi (dr Adji Suranto, SpA, 2005). Bentuk heksagonal membutuhkan bahan yang relatif sedikit, tetapi memiliki kapasitas sebagai tempat penyimpan yang maksimal. Jika sarang berbentuk bulat, tentu ada ruangan yang tidak terpakai. Jika berbentuk persegi empat, pemakaian bahan jadi lebih banyak. Umumnya satu sarang menghasilkan sekitar 150 kg madu setiap musim.

3. Siklus Hidup Lebah Madu
Lebah ratu yang bertelur subur siap menghasilkan lebah pekerja dan lebah ratu, dan telur yang tidak subur menghasilkan lebah jantan. Kedua jenis telur tersebut tampaknya sama. Dari kedua jenis telur itu, telur calon lebah pekerja jsutru yang terbanyak dihasilkan. Telur calon lebah jantan dihasilkan sejak awal musim bertelur dan jelang hijrah ke jumlah yang tidak terbatas.
Telur calon lebah pekerja diletakkan di sel yang terkecil dibanding sel untuk telur calon lebah jantan. Sel berpenghasilan larva lebah jantan memiliki tudung lilin lebih cekung dan lebih dalam dibanding sel larva lebah betina. Setelah tiga hari di dalam sel, telur menetas jadi larva yang tidak miliki sayap atau kaki dan tampak seperti seekor ulat dengan pakan terbanyak agar tumbuh lebih cepat. Dalam waktu singkat, tubuh lebah memenuhi ruangan sel.
Ketika larva memasuki fase pupa, lebah pekerja akan menutupi pintu sel rapat-rapat. Pada kondisi ini, terjadi perubahan tercepat pada tubuh pupa dengan ditandai tumbuhnya sayap dan kaki. Setelah selesai proses metamorfosis, lebah dewasa muncul dari pupa dalam bentuk lebah sempurna. Siklus hidup lebah madu mulai dari telur, larva, pupa dan akhirnya dewasa. Lamanya siklus hidup untuk setiap jenis lebah madu amat variatif. Awalnya, lebah ratu, pekerja dan lebah jantan berbentuk telur selama 3 hari, lalu jadi larva selama 4-9 hari. Periode pupa mulai berbeda untuk ketiga strata lebah madu ini. Lebah pekerja (10-20 hari), lebah ratu (10-15 hari) dan lebah jantan (10-23 hari). Sedangkan masa dewasa dimulai ratu pada hari ke-16, pekerja di hari ke-21 dan lebah jantan pada hari ke-24.


Stadium         LebahRatu         LebahJantan          Lebah Pekerja
Telur                    3                       3                            3
Larva                  4-9                   4-9                          4-9
Pupa                  10-15               10-23                       10-20
Dewasa                16                     24                           21

Keterangan: Lama waktu dalam hari.
Sumber: Lebah Madu, Cara Beternak & Pemanfaatan (Penyusun Pusat Perlebahan Apiari Pramuka, Penerbit Penebar Swadaya 2003).

4. Komunikasi Lebah

Sebagai makhluk hidup, lebah madu memiliki cara komunikasi tersendiri. Pertama, Komunikasi Lewat Feromon. Cara komunikasi lewat foremon merupakan cara yang paling dominan yang dilakukan lebah madu. Feromon adalah senyawa kimia yang dihasilkan lebah ratu dari kelenjar hipofarink yang membawa informasi-informasi tentang kegiatan yang baru dilakukan anggota koloni sesuai keadaan yang sedang ataupun siap dihadapi. Feromon dihasilkan secara internal, tetapi bekerja eksternal untuk menginduksi reaksi-reaksi yang mengubah tingkah laku individu dalam spesies yang sama.
Penyebaran feromon dalam satu koloni lebah bisa berlangsung melalui kontak tubuh, makanan atau udara sekitar sarang. Perpindahan feromon dari lebah ratu ke lebah pekerja berlangsung saat lebah pekerja mengibaskan antena ke tubuh ratu. Di dalam sarang, feromon siap mengatur aktivitas lebah-lebah pekerja seperti memberi makan ke anggota koloni, membuang lebah yang mati, memberi tanda bahaya dan mengenal sesama anggota koloni. Di luar sarang, feromon sebagai daya tarik seksual untuk merangsang lebah-lebah jantan agar bisa mendekati dan mengawini ratu-ratu perawan atau sebagai kompas penuntun koloni bila sedang migrasi.
Kedua, Komunikasi Lewat Tarian. Lebah pekerja lebih efektif dan efisien mencari nectar bunga atau sumber pakan dengan mengandalkan bantuan lebah pekerja pemandu lewat tari keliling (round dance). Saat seekor lebah pemandu (scout) mendapat sari bunga, ia sering menari di depan sarangnya sebagai kode memberi tahu lokasi sari bunga ke semua rekan.
Dengan bantuan radar, para ilmuwan berhasil menjawab pertanyaan kontroversial seputar tujuan lebah menarikan tarian-tarian aneh dan mengibaskan tubuh. Tarian lenggak-lenggok yang populer itu berisi informasi tentang lokasi nektar (sari bunga), seperti yang diduga sejak tahun 1960-an. Awalnya, saat teori itu terungkap, terdapat banyak tanggapan skeptis sebagai akibat langsung dari ketidakyakinan mereka akan lebah yang bisa memahami pesan secara kompleks.
Para peternak lebah sudah sejak lama bertanya-tanya apa tujuan tarian itu, mengapa lebah menunjukkan tarian misterius di hadapan sarangnya sesaat setelah pulang mencari nektar. Biasanya, sebelum memasuki sarang, seekor lebah pembawa nektar melakukan gerakan dalam delapan tarian seperti mengibaskan perut kala menari, di tengah kerumunan lebah lain. Kibasan dan tarian tersebut dilakukan dalam pola berbeda dan terorganisir. Bagi seorang Karl Von Frisch, ahli hewan dan pemenang nobel, sudah pernah melakukan pengamatan agak detail pada tahun 1960-an. Frisch menyatakan, lebah sedang berjuang menyampaikan serangkaian instruksi tentang upaya menemukan sumber sari bunga saat menari.

B. Nektar Bunga
Lebah suka mengumpulkan tepung sari tertentu karena ada kandungan gula. Makin banyak nektar mengandung gula, makin senang lebah mengunjungi jenis bunga tersebut. Nektar yang hanya mengandung kurang dari 4% gula, justru tidak menarik dihinggapi.
Lebah juga mengunjungi jenis bunga tertentu, dan aktivitas tersebut membantu keberhasilan pembuahan tanaman. Di daerah tropis, curah hujan menentukan pertumbuhan tanaman. Curah hujan dan kelembaban udara mempengaruhi hasil nektar. Pada musim hujan, hasil nektar baik karena tanaman pakan lebah berbunga lebat. Bunga mengeluarkan nektar hanya pada cuaca sejuk agar sering dilihat lebah mencari madu pada pagi atau sore hari. Aktivitas siang hari yang panas tidak dilakukan untuk mencari nektar karena bunga hanya sedikit mengeluarkan nektar, dan lebah sibuk mencari air guna menyejukkan sarang.
Berikut ragam tumbuhan atau tanaman di Indonesia yang sering dikunjungi lebah; adas, albasia, apel, aren, asam, besaran, blingo, belimbing, bunga aster, bunga matahari, crème, delima, jagung, jambu air, jambu biji, jambu bol, jengkol, jukut lamuran, jukut riut, kacang tanah, kapuk randu, karet, kedelai, kelengkeng, kelor, kemangi, kembang penganting, kemuning, kecunung, kesambi, ketumbar, kopi, lamtoro, leci, markisa, mundu, namnam, nanas, oleander, orang-aring, padri, pala, pacar air, paci-paci, petai, pisang, rambutan, rengas, sagu, salak, salam, sawo kecik, sawo manila, semangka, sembung, sirsak, tembakau, teh, mentimun, waru, wijen dan wortel. (B. Sarwono, 2001).
C. Awal Terjadi Madu
Madu merupakan zat manis alami yang dihasilkan lebah dengan bahan baku nektar bunga, sumber energi dan bahan yang diubah menjadi lemak dan glikogen. Nektar sendiri merupakan senyawa kompleks yang dihasilkan kelenjar tanaman dalam bentuk larutan gula. Lebah madu memperoleh sebagian energi dari karbohidrat dalam bentuk gula. Perubahan nektar jadi madu dimulai ketika lebah pekerja membawa nektar ke sarang. Nektar yang berhasil dibawa pulang, diberikan kepada lebah pekerja lain untuk dicampur dengan air liur di mulut dan dihilangkan airnya untuk mencegah peragian. Lebah pekerja mengunyah sambil menambah diastase dan invertase, bahan tadi diproses menjadi madu.
Bentuk madu berupa cairan kental berwarna bening atau kuning pucat sampai coklat kekuningan. Rasanya khas; manis dengan aroma enak dan segar. Jika dipanaskan, aromanya jadi lebih kuat tanpa berubah bentuk. Madu yang baik adalah madu yang memenuhi Standar Internasional. Madu memiliki kandungan-kandungan terpenting bagi kesehatan tubuh manusia.

Tabel 1. Kandungan Madu.
No.          Kandungan Madu                 Bobot Kandungan
1 .              Energi                                  294 kalori
2.              Karbohidrat                              9,5 gr
3 .              Air                                         24 gr
4.              Fosfor                                    16 mg
5 .             Kalsium                                    5 mg
6.                Vitamin C                                4 mg


Keterangan : *) dalam 100 gram madu
Sumber : Perum Perhutani Unit II, 1986

Dalam madu juga terdapat substan-substan mineral; Natrium, Magnesium, Besi dan Kalium. Juga ada vitamin-vitamin dan hormon yang berguna untuk proses metabolisme tubuh. Sebetulnya, khasiat madu sangat berkaitan dengan kandungan gulanya yang tinggi; fruktosa 41%, glukosa 35%, sukrosa 1,9% dan kandungan lain seperti tepung sari ditambah aneka enzim pencernaan, lalu ada vitamin A, vitamin B1, vitamin B2 dan antibiotika. Madu bermanfaat madu untuk menggantikan antibiotika bagi pasien pengidap kanker, obat rematik dan menyembuhkan efek sampingan suatu obat.

D. Penggunaan Madu Dalam Peradaban Kuno
Sebagai produk organik yang dihasilkan lebah madu, sudah digunakan sejak zaman purba sebagai salah satu bahan pemanis. Peradaban kuno menganggap madu sebagai makanan dewa karena bisa membuat manusia berumur panjang. Orang-orang Mesir, Yunani dan Romawi kuno menggunakan madu untuk kue, minuman dan bumbu daging (B. Sarwono, 2001).
Pengobatan dengan madu sudah dikenal orang Mesir kuno sejak 2.600 SM. Madu dimanfaatkan sebagai salep antiseptik untuk mengobati luka oleh bangsa Yunani, Romawi, Assyria, India dan Cina kuno. Bangsa Jerman memakai madu saat PD II. Kaum perempuan di Mesir, Yunani dan Rusia memanfaatkan madu untuk memelihara kecantikan kulit wajah agar cantik, bersih, menghilangkan noda dan bintik-bintik hitam, serta mencegah keriput.
Para Firaun Mesir kuno yang dikuburkan di Piramida, dibekali madu mentah sebagai bekal di alam baka. Bahkan para filsuf Yunani merekomendasikan madu untuk memperpanjang umur. Pun banyak atlet juara olimpiade kuno dan para pahlawan olimpiade modern mengandalkan serbuk sari sebagai sumber stamina (Pak Oles, Manggala, 6-12/6/2001).
Pada zaman Mesir kuno, Yunani kuno dan Indian kuno, selain sebagai pengawet daging, madu juga digunakan untuk mengawetkan jenazah seperti mumi fir'aun. Sebelum disemayamkan, jenazah direndam beberapa hari di dalam larutan madu. Selain itu, ditemukan juga seorang bayi anak raja Mesir yang diawetkan dalam sebuah kontainer penuh madu dalam salah satu piramid di Gizeh. Bangsa Yahudi juga menggunakan madu untuk mengawetkan orang-orang yang mereka hormati.
Semua fakta yang tersebut di atas sebagai bukti bahwa madu mengandung zat yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri pathogen sehingga berfungsi baik dalam pengawetan. Selain madu, poduk lebah seperti propolis juga digunakan sebagai obat sejak abad ke-12. Orang Yunani dan Romawi menggunakan propolis untuk mengobati luka lebam pada tubuh akibat perang. Begitu juga dengan bangsa Yunani, menganggap madu sebagai hadiah paling berharga yang diberikan alam kepada manusia.
Sebagai sumber energi, madu sudah dirasakan Raja Farouk dari Mesir. Sang raja mampu “membagi waktu” secara adil dan merata bagi 400 orang selir yang ditampung dalam sebuah Harem. Caranya, setiap pagi minum beberapa seloki madu. Sementara Raja Solon yang berkuasa di Kerajaan Atena, Yunani pada tahun 638-558 SM, secara khusus menganjurkan kepada rakyatnya agar memelihara lebah guna membangun ekonomi negara. (Drs Ketut Patra, Kompas, 5 Oktober 1978).

0 komentar:

Posting Komentar

silahkan tinggalkan komentar anda di sini